Jumat, 30 September 2016

TUGAS KELOMPOK 1 (PSIKOLOGI MANAJEMEN)

MAKALAH PSIKOLOGI MANAJEMEN


Nama Anggota :
Deanysa Buggy Asih              (12514590)
Diah Ayu Romadhoni             (12514950)
Farah Fauzyah P                     (13514935)
Rd Achmad ErziRizal             (18514975)
Kelas : 2 PA 18


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I
PENDAHULUAN
Definisi Psikologi Manajemen adalah suatu studi tentang tikah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi manajeman untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan misalnya perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya, tanpa adanya manajemen tentu semua tidak akan berjalan dengan baik.
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian Psikologi Manajemen, organisasi, definisi komunikasi, dimensi komunikasi, definisi pengaruh, kunci-kunci perubahan prilaku,dan beberapa model wewenang.



BAB II
PEMBAHASAN
PSIKOLOGI MANAJEMEN
A.    PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen, menurut Brantas adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Adapun menurut Mas’ud Khasan, manajemen ialah ketatalksanaan proses untuk penggunaan sumber daya secara efektif dalam mencapai sasaran tertentu.
Istilah manajemen, berasal dari bahasa Perancis kuno, menegement, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur.
Kata manajemen mungkin juga berasal dari bahasa Itali (1561), maneggiare, yang berarti “mengendalikan”, terutama “mengendalikan kuda”, berasal dari bahasa Latin, manus, yang berarti “ tangan “.
Adapun menurut James, dikatakan bahwa manajemen adalah kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam membentuk organisasi.
B.     PENTINGNYA MEMPELAJARI MANAJEMEN
Manajemen banyak membantu dalam  menyelesaikan problem sosial dan berhasilnya suatu kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, manajemen penting untuk dipelajari sebagai media mecapapai kesuksesan, baik individu maupun organisasi. Ada tiga alasan manusia mempelajari manajemen, yaitu alasan menyangkut masa lalu, masa kini, dan masa depan. Semua alasan tersebut menunjukkan adanya pengaruh bagi manusia yang bekerja atau beraktivitas dalam organisasi di bawah bimbingan manajer.
Intinya adalah manajemen bagi manusia dapat membantu untuk menangani masalah waktu dan hubungan dengan manusia lain ketika hal tersebut muncul dalam organisasi, guna menciptakan masa depan yang lebih baik, dengan mengingatmasa lalu dan masa kini.
C.    PENDEKATAN MANAJEMEN
Dari berbagai perkembangan, lahir berbagai pendekatan utama terhadap manajemen yang sering dijadikan sebagai rujukan dalam teori-teori manajemen, atau aliran-aliran pemikiran manajemen. Perkembangan selanjutnya, beberapa teori merintis bidang-bidang baru, sedangkan yang lain masih menggunakan konsep-konsep lama. Manajemen adalah suatu konsep yang universal sehingga menarik para peneliti dan praktisi dar berbagai bidang, misalnya ilmu ekonomi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan matematika berkenalan dengan setiap aliran agar dapat membantu dalam penelitian manajemen dan memperkirakan perkembangan serta kergunaannya. Berikut ini beberapa pendekatan manajemen.
a.      Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan ini menggunakan model-model matematika dan proses hubungan data yang dapat diukur.
b.      Pendekatan perilaku manusia
Inti dari pendekatan ini adalah perilaku manusia, memberi manajemen metode-metode atau konsep-konsep ilmu sosial yang bersangkutan, khususnya psikologi dan antropologi.
c.       Pendekatan Sistem Sosial
Pendekatan ini memandang bahwa manajemen sebagai suatu sistem sosial, atau disebut juga dengan sistem interrelasi budaya.

D.    FUNGSI MANAJEMEN
Menurut Brantas, ada lima fungsi utama manajemen, yaitu sebagai berikut.
1.      Staffing adalah menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengarahan, penyaringan, dan pengembangan tenaga kerja.
2.      Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki.
3.      Pengorganisasian (organizing) dilakukan dnegan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
4.      Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai denan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
5.      Pengevaluasian (evaluasting) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

E.            PRINSIP MANAJEMEN
Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri atas :
1.         Pembagian kerja (division of work) yaitu pendistribusian kemampuan karyawan /pegawai sesuai dnegan keahlian masing-masing
2.         Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility(. Seorang manajer atau pegawai harus memiliki tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan atau amanat yang dipegangnya.
3.         Disiplin (discipline), merupakan salah satu ciri pegawai atau manajer yang profesional. Dengan disiplin yang tinggi, segala bentuk pekerjaan akan terlaksana dengan baik sesuai target.
4.         Kesatuan perintah (unity of command), yaitu perintah seorang manajer tidak bersifat parsial yang akan membingungkan bawahan
5.         Kesatuan pengarahan (unity of direction) adalah semua komponen, baik atasan maupun bawahan harus mengikuti aturan main yang telah disepakati oleh perusahaan atas institusi
6.         Mengutamakan kepentingan organisasi, prinsip manajemen yang baik, apabila seluruh anggota, fungsionar, dan pimpinan harus lebih memprioritaskan organisasi diganding kepentingan pribadi
7.         Pengajian pegawai harus proporsional dan sesuai dengan beban kerja
8.         Pemusatan (centralization), merupakan sarana untuk pengendalian organ-organ yang di bawah, sehingga tidak menyimpang dari suatu tujuan.
9.         Hierarki (tingkatan) merupakan bagian dari proporsi tanggung jawab bagi para anggota dalam melaksanakan tugas
10.     Ketertiban (order) adalah harmonisasi dari dinamika kelompok atau organisasi yang harus tetap dijaga untuk menghindarkan perpecahan.
11.     Keadilan dan kejujuran adalah wujud moral yang harus dimiliki ole seluruh anggota organisasi dan pegawai
12.     Stabilitas kondisi karyawan apabila keadilan dan kejujuran benar-benar dilaksanakan, akan erwujud stabilitas karyawan dan tidak muncul prasangka-prasangka negatif.
13.     Prakarsa (inisiative), dalam sebuah organisassi ide-ide inovatif sangat dibutuhkan untuk penyegaran dan kemajuan
14.     Semangat kesatuan, semangat korps yang harus terus dibangun agar organisasi menjadi kuat dan solid
15.     Keterbukaan adalah faktor terpenting untuk menjaga keutuhan sebuah organisasi.

F.            PENGERTIAN MANAJEMEN PSIKOLOGI
Dimensi psikologi manusia dalam bentuk perilaku dapat dikendalikan dengan menggunakan pendekatan manajemen. Oleh sebab itu, ilmu tentang cara mengatur atau me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut dengan psikologi manajemen.
Kaitannya dengan psikolog
Meskipun sering dianggap bukan sebagai ilmu, psikolog tergolong sangat unik diantara ilmu-ilmu lainnya karena tidak dipengaruhi oleh satu jenis prinsip dan satu jenis keyakinan.





Dengan psikologi akhirnya disadari dan diketahui bahwa unsur sumber daya manusia (SDM) merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan mana pun. Pasalnya, ilmu psikologi berpusat manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia, seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dan sebagainya.
Dengan menggunakan pendekatan Psikologi Manajamen, tujuan untuk lebih memfokuskan pada proses kerja semakin jelas. Hal ini penting karena sebuah proses manajemen salah satunya bergantung pada cara manajer atau pemimpin menciptakan kenyamanan atau ketenangan bagi para anggota organisasi. Hal ini pun berkaitan erat dengan aspek psikologis bagi anggota, baik secara individu maupun kolektif.

ORGANISASI

G.           DEFINISI ORGANISASI
Organisasi merupakan kumpulan manusia yang diitegrasikan dalam suatu wadah kerja sama untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan yang ditentukan.
a.      Pendekatan Organisasi
Pendekatan klasik diilhami oleh konsep Taylor pada tahun 1919. Pendekatan ini mengajarkan bahwa dalam suatu organisasi perlu diadakan pembatasan secara tegas antara kegiatan pelaksanaan atau operasional dengan tugas-tugas manajerial.
Pendekatan neoklasik muncul sebagai akibat dari serangkaian percobaan yang dilakukan Elton Mayo antara tahun 1927 hingga 1932. Pendekatan ini sering disebut  juga sebagai pendekatan human relations karena perhatiannya terpusat pada aspek antara hubungan antar manusia dalam organisasi.
Adapun pendekatan modern secara tegas menyatakan bahwa yang dimiliki saatini bukanlah teori mengenai organisasi, melainkan cara berpikir (way of thinking) mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan (regularitas) perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.
b.      Karakteristik Organisasi
Dalam kaitan ini, secara umum,bentuk organisasi dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu organisasi mekanik dan organisasi organik. Adapun dilihat dari sifatnya, organisasi dapat dikelompokkan menjadi organisasi dengan sistem tertutup (close system) dan organisasi bersistem terbuka (open system).
Dalam model organisasi mekanik ini,tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien melalui mekanisme pembagian kerja, spesialisasi, dan hubungan kerja yang hierarkis.
Sebaliknya,paradigma organik (organism paradigm) memandang oarganisasi sebagai suatu sistem yang menekankan pada unsur manusia sebagai pelaku utama.
Aspek yang dianggap lebih penting dalam organisasi model organik ini adalah adanya keseimbangan antara faktor manusia dan faktor lingkungannya.Dikaitkan dengan sifat organisasi ,paradigma mekanik, organisasi lebih menganut sistem tertutup (close system),yaitu organisasi dilihat sebagai suatu kesatuan yang merdeka serta tidak ada ikatan dengan variabel-variabel lainnya (Thoha,1988: 133).
Berbeda dengan organisasi mekanik, organisasi yang bertipe organik lebih banyak menerapkan pendekataan sistem terbuka (open system) yang menitikberatkan faktor manusia dan cara manusia tersebut barperilaku dalam kegiatan – kegiatan organisasi senyatanya .

c.       Tipe Organisasi  
Berdasarkan tinjauan dari segi wewenang, tanggung jawab, serta hubungan kerja dalam organisasi, dapat dikemukakan adanya empat  tipe atau bentuk organisasi, yaitu sebagai berikut :
1.      Organisasi garis (line organization)
Organisasi garis adalah tipe organisasi yang tertua dan paling sederhana, yang tugas-tugas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan berada di satu tangan dan garis kewenangan langsung dari pimpinan kepada bawahannya.


2.      Organisasi garis dan staf (line and staff organization)
Tipe ini biasanya digunakan untuk orgaisasi yang besar, daerah kerjanya luas, dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beragam atau rumit.

3.      Organisasi panitia (commite organization)
Ciri-ciri dari organisasi ini antara lan memiliki tugas tertentu dan jangka waktu berlakunya terbatas, seluruh unsur pimpinan duduk dalam panitia, tugas kepemimpinan dan pertanggungjawaban dilaksanakan secara kolektif, semua anggota mempunyai hak/wewenangtanggung jawab yang umumnya sama, serta para pelaksana dikelompokkan menurut bidang tugas tertentu.
Keuntungan tipe organisasi ini adalah pada umumnya, keputusan diambil secara tepat dan objektif karena segala sesuatu dibicarakan lebih dahulu secara kolektif, kemungkinan seseorang untuk bertindak otoriter sangat kecil, dan kerja sama di kalangan pelaksana mudah dibina. Adapun kelemahannya adalah pengambilan keputusan pada umumnya sangat lambat karena segala sesuatu harus dibicarakan bersama-sama pertanggungjawaban secara fungsional sering kurang jelas, perintah kepada pelaksana kadang-kadang tumpang tindih, dan daya kreasi seseorang kurang menonjol.

4.      Organisasi fungsional (functional organization)
Organisasi ini adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yang harus dilaksanakan.

d.      Asas-asas Pengorganisasian Kelembagaan
Asas – asas kelembagaan yang harus dipertimbangkan dalam suatu organisasi (khususnya di lingkungan apratur pemerintah), secara lengkap dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.      Asas pembagian tugas
2.      Asas fungsional
3.      Asas koordinasi
4.      Asas kesinambungan
5.      Asas keluwesan
6.      Asas akordion
7.      Asas pendelegasian wewenang
8.      Asas rentang kendali
9.      Asas jalur dan staf
10.  Asas kejelasan dalam pembaganan
Definisi komunikasi
“Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. Suatu komunikasi yang tepat tidak bakal terjadi kalau dalam penyampaian berita tidak di sampaikan secara patut dan penerima berita menerimanya tidak dalam bentuk distorsi”. Distorsi ini dapat terjadi karena seseorang mempersepsi lain dari apa yang dimaksudkan oleh pengirim informasi. Oleh sebab itu komunikasi ini sangat erat hubungannya dengan persepsi. Seseorang tidak akan dapat menangkap makna atau pengetahuan yang dikomunikasikan.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005).
Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung melalui media (Effendy, 2006).
Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli dan dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan tujuh buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
    Hovland, Janis & Kelley, 1953
  2. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
    Berelson dan Stainer, 1964
  3. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)
    Lasswell, 1960
  4. Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.
    Gode, 1959
  5. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
    Barnlund, 1964
  6. Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
    Ruesch, 1957
  7. Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
    Weaver, 1949

Dimensi komunikasi


Description: Description: https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTch8uvWjmY7stdGnS2aHZEhUufc_9BgxcVr3i-UW9p7OtCv7h4


Empat dimensi dari proses komunikasi diantaranya:
1) Isi
     A biasanya berbicara kepada B tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan perasaan.

2) Suara
     Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh A. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran B tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi B untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata yang dipergunakan oleh A di dalam cara sebagaimana A memahaminya.


3) Jaringan Komunikasi
     Biasanya kita berpikir bahwa percakapan antara A dengan B adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat berbicara dengan B hanya dengan melalui C atau D. Sebagaimana satu bab berikut akan memperlihatkan, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama lain.

4) Arah Komunikasi
Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh A dan B, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, A mungkin berbicara dengan B cara ini: A=>B; atau cara ini: A=><=B. A dapat berbicara dan B hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah; atau A dapat berbicara dan B dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai dua arah.

            Definisi pengaruh

                        Dampak sangat berhubungan erat dengan pengaruh. Bahkan tidak   sedikit             dari kita yang menganggap bahwa antara dampak dan pengaruh     adalah sama. Sampai akhirnya beberapa ahli menguraikan keduanya         berdasarkan     pendapat apakah dampak dan pengaruh merupakan dua       konsep yang    berbeda atau salah satu diantaranya merupakan kosep            pokok dan yang          lainnya merupakan bentuk khususnya.

            Definisi pengaruh menurut para ahli :
                        Pengertian Pengaruh Menurut M. Suyanto :
-          Pengaruh merupakan nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.
                        Pengertian Pengaruh Menurut Albert R. Roberts & Gilber :
-          Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki               kewenangan untuk mengambil keputusan.
                       

                        Pengertian Pengaruh Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke :

-          Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya

            Daerah pengaruh mencakup hubungan – hubungan
             -          Antara perseorangan
             -          Kelompok dengan seseorang
             -          Seseorang dengan kelompok

            Hubungan antara Kekuasaan dan Pengaruh
            -           Analisis French-Raven
            -           Analisis Etzioni
            -           Analisis Nisbel


            Proses Pengambilan Keputusan
           
                        Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif.

                        Konsep Pengambilan Keputusan

            • Identifikasi dan diagnosis masalah
            • Pengumpulan dan analisis data yang relevan
            • Pengembangan & evaluasi alternatif
            • Pemilihan alternatif terbaik
            • Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil – hasil

                        a. Tipe –Tipe Keputusan Manajemen
            • Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
            • Kepusan-keputusan pribadi & strategi
            • Keputusan-keputusan dasar & rutin

                        b. Model-model Pengambilan Keputusan
            • Relationalitas Keputusan
            • Model- model perilaku pengambilan keputusan


                        c. Teknik Pengambilan Keputusan
            • Teknik – teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
            • Teknik – teknik Partisipatif
            • Teknik – teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
                        Proses mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan komunikasi       adalah proses-proses manejerial karena secara nnyata dilaksanakan oleh          para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses             organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam        pengaruhnya apada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses          organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi             formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap             perilaku organisasional.

                        Proses pengambiln keputusan dalam organisasi ialah kumpulan        yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam       organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan           keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam        pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan             tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert       opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).

            A. Pengertian Perubahan
                        adalah merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau      perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis,             artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
            Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan    dan perubahan perilaku.Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari     pendidikan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-            program kesehatan lainnya.
            Proses Perubahan perilaku menurut Lewin ( 1951 ) mengemukakan teori     perubahan “ Unfreezing to refreezing” yang berlangsung dalam lima tahap         berikut :

            a. Fase Pencairan ( the unfreezing phase)
                        Individu mulai mempertimbangkan penerimaan terhadap      perubahan.Dalam keadaan ini ia siap menerima perubahan sikap      dasar.Motivasi dan tingkah laku.Di dalam masyarakat pada fase ini, berada             pada keadaan untuk mengubah kekuatan yang mempengaruhi prose            perumusan kebijaksanaan, partisipasi masyarakat, dll
            b. Fase Diagnosa masalah (problem diagnosis phase) :
                        Individu mulai mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, baik yang        mendukung perlunya perubahan maupun menetang perubahan itu serta            menganalisa kekuatan itu.

            c. Fase penentuan tujuan (Goal Setting Phase) :
                        Apabila masalahnya telah dipahami, maka individu menentukan      tujuannya sesuai dengan perubahan yang diterimanya.

            d. Fase Tingkah Laku baru (new behavior phase) :
                        Pada fase ini individu mulai mencobanya dan membandingkan        dengan praktik – praktik yang telah dilakukan dan diharapkan.

            e. Fase pembekuan ulang (the refreezing phase) :
                        Apabila dianggap berguna, perubahan kemudian diasimilasikan       menjadi pola tingkah laku yang permanen, misalnya : arti kesehatan bagi        kehidupan manusia dan cara-cara pemeliharaan kesehatan.

            B. MACAM – MACAM TEORI PERUBAHAN
            1. Teori Stimulus Organisme ( S – O – R )
                        Didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan       perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang       berkomunikasi dengan organisme.Artinya, kualitas dari sumber             komunikasi, misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara, sangat     menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau            masyarakat
.
                        Hosland, et al ( 1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar.
            Teori ini mengatakan bahwa perilaku berubah hanya apabila stimulus (        rangsang ) yang diberikan benar – benar melebihi dari rangsang semula.Rangsang yang dapat melabihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme.Dalam meyakinkan    organisme ini faktor reinforcement memegang peranan penting.

            2. Teori Festinger ( Dissonance Theory ) ( 1957 )
                        Teori ini sebenarnya sama dengan konsep imbalance (tidak   seimbang).
            Hal ini berarti bahwa keadaan cognitive dissonance merupakan ketidak       seimbangan psikologis yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha   untuk mencapai keseimbangan kembali.Apabila terjadi keseimbangan             dalam diri individu, maka berarti terjadi ketegangan diri lagi, dan keadaan ini disebut consonance ( keseimbangan ).
            Ketidakseimbangan terjadi karena dalam diri individu terdapat dua elemen            kognisi yang saling bertentangan.Yang dimaksud elemen kognisi adalah             pengetahuan, pendapat dan keyakinan.Apabila individu menghadapi suatu       stimulus atau objek, dan stimulus tersebut menimbulkan pendapat atau       keyakinan yang berbeda/bertentangan di dalam diri individu itu sendiri         maka terjadilah dissonance.
            Keberhasilan yang ditunjukkan dengan tercapainya keseimbangan   menunjukkan adanya perubahan sikap dan akhirnya akan terjadi        perubahan perilaku.
            3. Teori Fungsi
                        Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu             tergantung kepada kebutuhan.Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat            mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah stimulus yang dapat    dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
            Menurut Katz ( 1960 ) perilaku dilatarbelakagi oleh kebutuhan individu      yang bersangkutan :

            1) perilaku memeiliki fungsi instrumental
            Artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan.
            2) Perilaku berfungsi sebagai pertahanan diri dalam menghadapi      lingkungannya
            3) Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti
            4) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam          menjawab suatu situasi.

                        Teori fungsi ini berkeyakinan bahwa perilaku mempunyai fungsi      untuk   menghadapi dunia luar individu, dan senantiasa menyesuaikan diri   dengan            lingkungannya menurut kebutuhannya. Oleh sebab itu di             dalam kehidupan         manusia perilaku itu tampak terus – menerus dan      berubah secara relatif.

            4. Teori Kurt Lewin
                        Kurt Lewin ( 1970 ) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah    suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan – kekuatan pendorong dan   kekuatan – kekuatan penahan.Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi             ketidakseimabangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri   seseorang sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku             pada diri seseorang.

            a. Kekuatan – kekuatan pendorong meningkat.
            b. Kekuatan – kekuatan penahan menurun
            c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

            C. BENTUK – BENTUK PERUBAHAN PERILAKU.
           
                        1. Perubahan Alamiah ( Natural Change )
            Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan           karena kejadian alamiah.

                        2. Perbahan terencana ( Planned Change )
            Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh      subjek.

                        3. Kesediaan untuk berubah ( Readdiness to Change )
            Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di           dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat    cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan sebagian orang   lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut.

            D. STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU.
           
                        Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi tiga
           
            1. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan
                        Misal : dengan adanya peraturan – peraturan/ perundang –   undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat.
            Dapat berlangsung cepat akan tetapi belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran    sendiri.
           
            2. Pemberian informasi
                        Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara   mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari   penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat        tentang hal tersebut.

            3. Diskusi partisipasi
                        Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua di atas yang    dalam memberikan informasi-informasi tentang kesehatan tidak bersifat     searah saja tetapi dua arah.

            TEORI BERUBAH ( MENURUT ROGER DAN SHOAMAKER )
                        1. Tugas pendidikan kesehatan pada tahap kesadaran (Awarness)
            Menyadarkan masyarakat dengan jalan memberikan penerangan yang         bersifat informatif dan edukatif.

                        2. Tugas pendidikan kesehatan pada tahap minat ( interest)
            Masyarakat sudah mulai tertarik perhatiannya pada usaha     pembaharuan.Kegiatan ditingkatkan memberikan penerangan melalui     poster, radio, TV pamflet dll.

                        3. Tugas pendidikan kesehatan pada tahap evaluasi ( evaluation )
            Pendekatam secara individu.

                        4. Tugas pendidikan kesehatan pada tahap percobaan (trial)
            Sudah mulai mencoba tingkah laku baru. Tugas penkes lebih menyakinkan dan mengawasi agar tidak terjadi drop out.

                        5. Tugas pendidikan kesehatan pada tahap adopsi ( Adoption)
            Masyarakat telah bertingkah laku baru, sesuai yang diharapkan.Tugas          penkes adalah memelihara dan mengontrol secara terus menerus.

            Kunci-Kunci Perubahan Perilaku :

                         Perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk,           menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri         dari individu berkepribadian (personality) baik. Personality tidak dibentuk          dari performance dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja, tapi          juga disertai upaya menjadikan personality tersebut berkualitas.
           
                        Kunci perubahan masyarakat adalah membentuk daya intelektual                dan perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara otomatis diikuti dengan            perubahan masyarakat.
 
                        Perilaku yang akan menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk terus berjuang hingga titik      nadi. Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi sebagai kontrol sosial yang   dapat mendidik manusia.
 
                        Secara definisi, masyarakat adalh kumpulan individu-individu         yang salingberinteraksi dan memiliki komponen perubahan yang dapat    mengikat satu individu dengan individu lain dengan perilakunya.             Sedangkan perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk,     menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri         dari satu individu kepribadian

A.    Wewenang dan Peranan Wewenang dalam Psikologi Manajemen
Wewenang merupakan kemampuan yang diterima untuk mengambil keputusan dan untuk mendelegasikan suatu tundakan (atau tidak).
a.       Wewenang lini 
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi. 
b.      Wewenang staff 
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya.
B.     Wewenang, Kekuasaan, dan Pengaruh
1)      Pengertian Wewenang
            Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka. 
Kekuasaan(power) sering di campur adukan dengan wewenang. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hal tersebut. Kekuasaan posisi (position power) di dapat dari wewenang formal suatu organisasi. Kekuasaan pribadi (personal power) di dapatkan dari para pengikut dan didasarkan atas seberapa besar pengikut dan di dasarkan atas seberapa besar para pengikut mengagumi dan respeck pada seorang pemimpin.
2)      Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi dan individu di dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan manager yang menginginkan peningkatan jumlah penjualan adalah kemampuan untuk meningkatkan penjualan itu. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau lebih. Dikatakan A mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B melakukan sesuatu di mana B tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak. Dengan demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.
Kekuasaan amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsep ini harus dibedakan. Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian dari kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahan harus mematuhi perintah manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang untuk memerintah secara sah.
Ada 6 sumber kekuasaan , empat pertama berhubungan dengan kekuasaan posisi dan dua lain nya kekuasaan pribadi, sebagai berikut:
1. Kekuasaan balas jasa (reward power)
2. Kekuasaan paksaan (coercive power)
3. Kekuasaan sah (legimate power)
4. Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power)
5. Kekuasaan panutan (refrent power)
6. Kekuasaan ahli (expert power) 
3)      Pengertian Pengaruh 
Pengaruh (influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok di bujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya. 
C.    Struktur Lini dan Staff
Ø  Lini/garis (line organization)
Suatu bentuk organisasi dimana kepala eksekutif (chief executive) dipandang sebagai sumber wewenang tunggal, segala keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu tangan
Sifat/ciri-ciri :
1. Organisasi kecil,
2. Jumlah pegawai sedikit,
3. Pemilik biasanya menjadi pemimpin tertinggi dalam organisasi,
4. Hubungan kerja bersifat langsung (face to face relationship),
5. Spesialisasi yang dibutuhkan rendah,
6. Anggota organisasi saling kenal mengenal,
7. Tujuan sederhana,
8. Alat-alat sederhana,
9. Struktur organisasi sederhana,
10. Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam,
11. Pimpinan organisasi seorang tunggal,
12. Garis komando ke bawah kuat,
Ø  Organisasi staff (staff organisazition)
Adalah suatu organisasi yang mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan mempunyai fungsi memberikan bantuan, baik berupa pemikiran maupun bantuan yang lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan (tidak mempunyai garis komando ke bawah/ke daerah-daerah). Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang tertentu yany tugasnya memberi nasehat dan saran dalam bidang kepada pemimpin dalam organisasi.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf:
a. Organisasi besar dan kompleks
b. Jumlah karyawannya banyak
c. Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi bagi seluruh anggota organisasi
d. Terdapat dua kelompok besar manusia di dalam organisasi: 1) Line Personal; 2) staff personal yang melaksanakan fungsi-fungsi staf (staff function)
e. Spesialisasi yang beranekaragam diperlukan dan dipergunakan secara
maksimal 
D. Wewenang Lini, Staff, dan Fungsional 
a. Wewenang lini 
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
b. Wewenang staff 
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi yang harus dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :

1. Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
3. Punya semangat kerja sama yang ramah
4. Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
5. Kesederhanaan
6. Kemauan baik dan optimis

c. Wewenang Fungsional 
Wewenang fungsional merupakan tipe ketiga dari struktur yang ditemukan dalam organisasi baik secara temporer atau permanen. Perbedaan antara struktur line and staff dan fungsional adalah pada fungsional, staf ahli melaksanakan wewenang langsung atas beberapa jalur aktivitas departemen. Kadang- kadang wewenag fungsional adalah hasil dari kebijakan tak tertulis.

Keuntungan Wewenang Fungsional :

Ø Pekerja dapat menarik keuntungan dari para ahli dari berbagai bidang

Kerugian Wewenang Fungsional :

Ø Kemungkinan akan munculnya masalah perilaku organisasi yang dikaitkan dengan “melayani dua tuan”.

Ø Konsekuensinya muncul kecendrungan rival yang berkembang antar departemen 
E.Pendelegesian Wewenang
Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi kantor. Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri.Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen. 
Yang penting disadari adalah di saat kita mendelegasikan wewenang kita memberikan otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh banyak orang. Mereka takut bila mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan wewenang, padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada pada sang atasan. Berikut ada tips bagaimana mengusahakan agar para atasan mau mendelegasikan wewenang. 
Ciptakan budaya kerja yang membuat orang bebas dari perasaan takut gagal/salah. 
Keengganan seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang biasanya dikarenakan mereka takut kalau-kalau tugas mereka gagal dikerjakan dengan baik oleh orang lain. Ini perlu diatasi dengan mendorong mereka untuk berani menanggung resiko. Hanya dengan berani menanggung resikolah perusahaan akan mendapatkan manajer-manajer yang handal dan berpengalaman. Ciptakan budaya bahwa pendelegasian wewenang adalah upaya agar manajer anda menjadi semakin matang. Pendelegasian wewenang bukan sebuah hukuman yang mengurangi kekuasaan manajer, namun membuka kesempatan bagi pengembangan diri mereka dan bawahan.Jadikan pendelegasian wewenang sebagai bagian dari proses perbaikan. 
Salah satu efek pendelegasian wewenang adalah pengungkapan kelemahan-kelemahan dalam suatu pekerjaan. Tentu akan sangat tidak mengenakkan bagi seorang manajer bila kelemahan kerja mereka diketahui. Karenanya, yakinkan bahwa pendelegasian wewenang sama sekali bukan untuk menghukum mereka, namun sebagai bagian dari proses perbaikan kerja secara keseluruhan. Mungkin juga sebuah pendelegasian tidak memperbaiki apa-apa, namun setidaknya mendorong manajer anda untuk berpikir untuk memperbaiki dirinya sendiri.Dorong agar manajer anda merasa pasti dan aman. 
Seringkali ada keinginan pada seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan itu sendiri. Mereka ingin merasakan kepuasan pribadi bila mengerjakannya sendiri. Biasanya mereka memiliki kemampuan yang memadai namun tidak merasa pasti akan pekerjaannya. Untuk itulah anda perlu menunjukkan bahwa pekerjaan yang dihasilkan sebuah tim tidak mengurangi mutu kerja yang diinginkannya. Tunjukkan keyakinan anda bahwa ia tetap melakukan sesuatu yang baik meski melalui tangan orang lain. Pastikan pula bahwa anda tidak sedang menarik wewenang itu darinya, justru kini ia menempati suatu posisi baru yang membuatnya bisa melihat cakrawala pekerjaan lebih luas. 
Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:
1. Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan;
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;
3. Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab.
4. Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil yang telah dicapai.
Alasan pendelegasian :
Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan.

1. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
2. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan. 
Hambatan - Hambatan Pendelegasian

Hambatan hambatan pada delegator

1. Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri
2. Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
3. “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran yang keliru.
4. Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
5. Rasa tidak aman
6. Takut tidak disukai
7. Penolakan untuk mengakui kesalahan
8. Kurangnya kepercayaan pada bawahan
9. Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan
10. Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban kerja
11. Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan tanggung jawab.
12. Keseganan untuk mengembangkan bawahan
13. Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif.

Hambatan hambatan pada yang diberi delegasi

1. Kurangnya pengalaman
2. Kurangnya kompetensi
3. Menghindari tanggung jawab
4. Sangat tergantung dengan boss
5. Kekacauan [disorganization]
6. Kelebihan beban kerja
7. Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat

Hambatan hambatan dalam situasi
1. Kebijakan tertuju pada satu orang
2. Tidak ada toleransi kesalahan
3. Kekritisan keputusan
4. Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]
5. Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.
6. Kekurangan tenaga
 
F. Sentralisasi Versus Desentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang atas segala urusan yang menyangkut pemerintahan kepada tingkat pusat.. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah. Bahkan pada zaman kerajaan, pemerintahan kolonial, maupun di zaman kemerdekaan.Istilah sentralisasi sendiri sering digunakan dalam kaitannya dengan kontrol terhadap kekuasaan dan lokasi yang berpusat pada satu titik.
Dewasa ini, urusan- urusan yang bersifat sentral adalah :
• Luar Negri
• Peradilan
• Hankam
• Moneter dalam arti mencetak uang, menentukan nilai uang, dan sebagainya.
• Pemerintahan Umum
Istilah dan Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia.
Desentralisasidi bidang pemerintahan adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada satuan organisasi pemerintahan di wilayah untuk meyelenggarakan segenap kepentingan setempat dari sekelompok penduduk yang mendiami wilayah tersebut.
Dengan demikian, prakarsa, wewenang,dan tanggung jawab mengenai urusan yang diserahkan pusat menjadi tanggung jawab daerah , baik mengenai politik pelaksanaannya, perencanaan, dan pelaksanaannya maupun mengenai segi pembiayaannya. Perangkat pelaksananya adalah perangkat daerah itu sendiri.
Desentralisasi juga dapat diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab, kewenangan, dan sumber-sumber daya (dana, manusia dll) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974, desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pusat kepada daerah. Pelimpahan wewenang kepada Pemerintahan Daerah, semata- mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien.

Tujuan dari desentralisasi adalah :
• mencegah pemusatan keuangan;
• sebagai usaha pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk mengikutsertakan rakyat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
• Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi pada tingkat local sehingga dapat lebih realistis.
 
Desentralisasi dapat dilakukan melalui empat bentuk kegiatan utama, yaitu:
• Dekonsentrasi wewenang administratif
Dekonsentrasi berupa pergeseran volume pekerjaan dari departemen pusat kepada perwakilannya yang ada di daerah tanpa adanya penyerahan atau pelimpahan kewenangan untuk mengambil keputusan atau keleluasaan untuk membuat keputusan.
• Delegasi kepada penguasa otorita
Delegasi adalah pelimpahan pengambilan keputusan dan kewewenangan manajerial untuk melakukan tugas –tugas khusus kepada suatu organisasi yang secara langsung berada di bawah pengawasan pusat.
• Devolusi kepada pemerintah daerah
Devolusi adalah kondisi dimana pemerintah pusat membentuk unit-unit pemerintahan di luar pemerintah pusat dengan menyerahkan sebagian fungsi-fungsi tertentu kepada unit-unit itu untuk dilaksanakan secara mandiri. Devolusi adalah bentuk desentralisasi yang lebih ekstensif untuk merujuk pada situasi di mana pemerintah pusat mentransfer kewenangan kepada pemerintah daerah dalam hal pengambilan keputusan , keuangan dan manajemen.
• Pemindahan fungsi dari pemerintah kepada swasta
Yang di sebut sebagai pemindahan fungsi dari pemerintahan kepada swasta atau privatisasi adalah menyerahkan beberapa otoritas dalam perencanaan dan tanggung jawab admistrasi tertentu kepada organisasi swasta.




DAFTAR PUSTAKA
Clegg, Brian. 2006. Instant Motivation 79 Cara Instan Menumbuhkan Motivasi.
Jakarta : Esensi
Nasrudin, E. 2010. Psikologi Manajemen. Bandung: Pustaka Setia
Sarwono, Sarlito W. 2005. Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi
Terapan). Balai Pustaka, Jakarta.
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia
Uha Suliha,et al, 2002, Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan, Jakarta :
EGC
Notoatmodjo, S, 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka
Cipta
Zarkasi, Muslichah. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga