MAKALAH
PSIKOLOGI MANAJEMEN

Nama Anggota :
Deanysa Buggy Asih (12514590)
Diah Ayu Romadhoni (12514950)
Farah Fauzyah P (13514935)
Rd Achmad ErziRizal (18514975)
Kelas : 2 PA 18
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Definisi
Psikologi Manajemen adalah suatu studi tentang tikah laku manusia yang terlibat
dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi manajeman untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen sangat diperlukan
untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan misalnya
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta
sumber daya organisasi lainnya, tanpa adanya manajemen tentu semua tidak akan
berjalan dengan baik.
Dalam
bab ini akan dibahas tentang pengertian Psikologi Manajemen, organisasi,
definisi komunikasi, dimensi komunikasi, definisi pengaruh, kunci-kunci
perubahan prilaku,dan beberapa model wewenang.
BAB II
PEMBAHASAN
PSIKOLOGI MANAJEMEN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen, menurut Brantas adalah suatu proses atau
kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang
ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Adapun
menurut Mas’ud Khasan, manajemen ialah ketatalksanaan proses untuk penggunaan
sumber daya secara efektif dalam mencapai sasaran tertentu.
Istilah manajemen, berasal dari bahasa Perancis
kuno, menegement, yang artinya seni
melaksanakan dan mengatur.
Kata manajemen mungkin juga berasal dari bahasa
Itali (1561), maneggiare, yang
berarti “mengendalikan”, terutama “mengendalikan kuda”, berasal dari bahasa
Latin, manus, yang berarti “ tangan “.
Adapun menurut James, dikatakan bahwa manajemen
adalah kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus dalam membentuk
organisasi.
B. PENTINGNYA
MEMPELAJARI MANAJEMEN
Manajemen banyak membantu dalam menyelesaikan problem sosial dan berhasilnya
suatu kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, manajemen
penting untuk dipelajari sebagai media mecapapai kesuksesan, baik individu
maupun organisasi. Ada tiga alasan manusia mempelajari manajemen, yaitu alasan
menyangkut masa lalu, masa kini, dan masa depan. Semua alasan tersebut
menunjukkan adanya pengaruh bagi manusia yang bekerja atau beraktivitas dalam
organisasi di bawah bimbingan manajer.
Intinya adalah manajemen bagi manusia dapat membantu
untuk menangani masalah waktu dan hubungan dengan manusia lain ketika hal
tersebut muncul dalam organisasi, guna menciptakan masa depan yang lebih baik,
dengan mengingatmasa lalu dan masa kini.
C. PENDEKATAN
MANAJEMEN
Dari berbagai perkembangan, lahir berbagai
pendekatan utama terhadap manajemen yang sering dijadikan sebagai rujukan dalam
teori-teori manajemen, atau aliran-aliran pemikiran manajemen. Perkembangan
selanjutnya, beberapa teori merintis bidang-bidang baru, sedangkan yang lain
masih menggunakan konsep-konsep lama. Manajemen adalah suatu konsep yang
universal sehingga menarik para peneliti dan praktisi dar berbagai bidang,
misalnya ilmu ekonomi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan matematika
berkenalan dengan setiap aliran agar dapat membantu dalam penelitian manajemen
dan memperkirakan perkembangan serta kergunaannya. Berikut ini beberapa
pendekatan manajemen.
a. Pendekatan
Kuantitatif
Pendekatan ini menggunakan model-model matematika
dan proses hubungan data yang dapat diukur.
b. Pendekatan
perilaku manusia
Inti dari pendekatan ini adalah perilaku manusia,
memberi manajemen metode-metode atau konsep-konsep ilmu sosial yang
bersangkutan, khususnya psikologi dan antropologi.
c. Pendekatan
Sistem Sosial
Pendekatan ini memandang
bahwa manajemen sebagai suatu sistem sosial, atau disebut juga dengan sistem
interrelasi budaya.
D. FUNGSI
MANAJEMEN
Menurut Brantas, ada lima
fungsi utama manajemen, yaitu sebagai berikut.
1.
Staffing
adalah menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengarahan,
penyaringan, dan pengembangan tenaga kerja.
2.
Perencanaan
(planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki.
3.
Pengorganisasian
(organizing) dilakukan dnegan tujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
4.
Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
denan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
5.
Pengevaluasian
(evaluasting) adalah proses
pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya
perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
E.
PRINSIP MANAJEMEN
Menurut Henry Fayol,
seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip
umum manajemen ini terdiri atas :
1.
Pembagian
kerja (division of work) yaitu
pendistribusian kemampuan karyawan /pegawai sesuai dnegan keahlian
masing-masing
2.
Wewenang dan
tanggung jawab (authority and responsibility(. Seorang manajer atau pegawai
harus memiliki tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan atau amanat yang
dipegangnya.
3.
Disiplin (discipline), merupakan salah satu ciri
pegawai atau manajer yang profesional. Dengan disiplin yang tinggi, segala
bentuk pekerjaan akan terlaksana dengan baik sesuai target.
4.
Kesatuan
perintah (unity of command), yaitu
perintah seorang manajer tidak bersifat parsial yang akan membingungkan bawahan
5.
Kesatuan
pengarahan (unity of direction)
adalah semua komponen, baik atasan maupun bawahan harus mengikuti aturan main
yang telah disepakati oleh perusahaan atas institusi
6.
Mengutamakan
kepentingan organisasi, prinsip manajemen yang baik, apabila seluruh anggota,
fungsionar, dan pimpinan harus lebih memprioritaskan organisasi diganding
kepentingan pribadi
7.
Pengajian
pegawai harus proporsional dan sesuai dengan beban kerja
8.
Pemusatan (centralization), merupakan sarana untuk
pengendalian organ-organ yang di bawah, sehingga tidak menyimpang dari suatu
tujuan.
9.
Hierarki (tingkatan) merupakan bagian dari
proporsi tanggung jawab bagi para anggota dalam melaksanakan tugas
10.
Ketertiban (order) adalah harmonisasi dari dinamika
kelompok atau organisasi yang harus tetap dijaga untuk menghindarkan perpecahan.
11.
Keadilan dan
kejujuran adalah wujud moral yang harus dimiliki ole seluruh anggota organisasi
dan pegawai
12.
Stabilitas
kondisi karyawan apabila keadilan dan kejujuran benar-benar dilaksanakan, akan
erwujud stabilitas karyawan dan tidak muncul prasangka-prasangka negatif.
13.
Prakarsa (inisiative), dalam sebuah organisassi
ide-ide inovatif sangat dibutuhkan untuk penyegaran dan kemajuan
14.
Semangat
kesatuan, semangat korps yang harus terus dibangun agar organisasi menjadi kuat
dan solid
15.
Keterbukaan
adalah faktor terpenting untuk menjaga keutuhan sebuah organisasi.
F.
PENGERTIAN MANAJEMEN PSIKOLOGI
Dimensi psikologi manusia dalam bentuk perilaku dapat dikendalikan dengan
menggunakan pendekatan manajemen. Oleh sebab itu, ilmu tentang cara mengatur
atau me-manage sumber daya yang ada
untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut dengan psikologi manajemen.
Kaitannya dengan
psikolog
Meskipun sering dianggap bukan sebagai ilmu,
psikolog tergolong sangat unik diantara ilmu-ilmu lainnya karena tidak
dipengaruhi oleh satu jenis prinsip dan satu jenis keyakinan.
Dengan
psikologi akhirnya disadari dan diketahui bahwa unsur sumber daya manusia (SDM)
merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan mana pun.
Pasalnya, ilmu psikologi berpusat manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor
internal manusia, seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dan sebagainya.
Dengan
menggunakan pendekatan Psikologi Manajamen, tujuan untuk lebih memfokuskan pada
proses kerja semakin jelas. Hal ini penting karena sebuah proses manajemen
salah satunya bergantung pada cara manajer atau pemimpin menciptakan kenyamanan
atau ketenangan bagi para anggota organisasi. Hal ini pun berkaitan erat dengan
aspek psikologis bagi anggota, baik secara individu maupun kolektif.
ORGANISASI
G.
DEFINISI ORGANISASI
Organisasi merupakan kumpulan manusia yang diitegrasikan dalam suatu wadah kerja sama untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan yang
ditentukan.
a. Pendekatan
Organisasi
Pendekatan klasik diilhami oleh konsep Taylor pada
tahun 1919. Pendekatan ini mengajarkan bahwa dalam suatu organisasi perlu
diadakan pembatasan secara tegas antara kegiatan pelaksanaan atau operasional
dengan tugas-tugas manajerial.
Pendekatan neoklasik muncul sebagai akibat dari
serangkaian percobaan yang dilakukan Elton Mayo antara tahun 1927 hingga 1932.
Pendekatan ini sering disebut juga
sebagai pendekatan human relations karena
perhatiannya terpusat pada aspek antara hubungan antar manusia dalam
organisasi.
Adapun pendekatan modern secara tegas menyatakan
bahwa yang dimiliki saatini bukanlah teori mengenai organisasi, melainkan cara
berpikir (way of thinking) mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis
secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan
(regularitas) perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan
atau kondisi tertentu.
b. Karakteristik
Organisasi
Dalam kaitan ini, secara
umum,bentuk organisasi dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu organisasi mekanik
dan organisasi organik. Adapun dilihat dari sifatnya, organisasi dapat
dikelompokkan menjadi organisasi dengan sistem tertutup (close system) dan
organisasi bersistem terbuka (open system).
Dalam model organisasi
mekanik ini,tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien melalui
mekanisme pembagian kerja, spesialisasi, dan hubungan kerja yang hierarkis.
Sebaliknya,paradigma
organik (organism paradigm) memandang oarganisasi sebagai suatu sistem yang
menekankan pada unsur manusia sebagai pelaku utama.
Aspek yang dianggap lebih
penting dalam organisasi model organik ini adalah adanya keseimbangan antara
faktor manusia dan faktor lingkungannya.Dikaitkan dengan sifat organisasi
,paradigma mekanik, organisasi lebih menganut sistem tertutup (close
system),yaitu organisasi dilihat sebagai suatu kesatuan yang merdeka serta
tidak ada ikatan dengan variabel-variabel lainnya (Thoha,1988: 133).
Berbeda dengan organisasi
mekanik, organisasi yang bertipe organik lebih banyak menerapkan pendekataan
sistem terbuka (open system) yang menitikberatkan faktor manusia dan cara manusia
tersebut barperilaku dalam kegiatan – kegiatan organisasi senyatanya .
c. Tipe
Organisasi
Berdasarkan tinjauan dari
segi wewenang, tanggung jawab, serta hubungan kerja dalam organisasi, dapat
dikemukakan adanya empat tipe atau
bentuk organisasi, yaitu sebagai berikut :
1.
Organisasi
garis (line organization)
Organisasi
garis adalah tipe organisasi yang tertua dan paling sederhana, yang tugas-tugas
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan berada di satu tangan dan garis
kewenangan langsung dari pimpinan kepada bawahannya.
2.
Organisasi
garis dan staf (line and staff
organization)
Tipe ini
biasanya digunakan untuk orgaisasi yang besar, daerah kerjanya luas, dan
mempunyai bidang-bidang tugas yang beragam atau rumit.
3.
Organisasi
panitia (commite organization)
Ciri-ciri
dari organisasi ini antara lan memiliki tugas tertentu dan jangka waktu
berlakunya terbatas, seluruh unsur pimpinan duduk dalam panitia, tugas
kepemimpinan dan pertanggungjawaban dilaksanakan secara kolektif, semua anggota
mempunyai hak/wewenangtanggung jawab yang umumnya sama, serta para pelaksana
dikelompokkan menurut bidang tugas tertentu.
Keuntungan
tipe organisasi ini adalah pada umumnya, keputusan diambil secara tepat dan
objektif karena segala sesuatu dibicarakan lebih dahulu secara kolektif,
kemungkinan seseorang untuk bertindak otoriter sangat kecil, dan kerja sama di
kalangan pelaksana mudah dibina. Adapun kelemahannya adalah pengambilan
keputusan pada umumnya sangat lambat karena segala sesuatu harus dibicarakan
bersama-sama pertanggungjawaban secara fungsional sering kurang jelas, perintah
kepada pelaksana kadang-kadang tumpang tindih, dan daya kreasi seseorang kurang
menonjol.
4.
Organisasi
fungsional (functional organization)
Organisasi
ini adalah organisasi yang disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yang
harus dilaksanakan.
d. Asas-asas
Pengorganisasian Kelembagaan
Asas –
asas kelembagaan yang harus dipertimbangkan dalam suatu organisasi (khususnya
di lingkungan apratur pemerintah), secara lengkap dapat dikemukakan sebagai
berikut :
1.
Asas pembagian
tugas
2.
Asas
fungsional
3.
Asas
koordinasi
4.
Asas
kesinambungan
5.
Asas keluwesan
6.
Asas akordion
7.
Asas
pendelegasian wewenang
8.
Asas rentang
kendali
9.
Asas jalur dan
staf
10. Asas kejelasan dalam pembaganan
Definisi komunikasi
“Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan
berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. Suatu komunikasi yang tepat
tidak bakal terjadi kalau dalam penyampaian berita tidak di sampaikan secara
patut dan penerima berita menerimanya tidak dalam bentuk distorsi”. Distorsi
ini dapat terjadi karena seseorang mempersepsi lain dari apa yang dimaksudkan
oleh pengirim informasi. Oleh sebab itu komunikasi ini sangat erat hubungannya
dengan persepsi. Seseorang tidak akan dapat menangkap makna atau pengetahuan
yang dikomunikasikan.
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris
berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico,
communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common).
Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul
komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan
dianut secara sama (Mulyana, 2005).
Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tal langsung
melalui media (Effendy, 2006).
Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication
Theory terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa
ahli dan dalam buku Sasa Djuarsa Sendjaja Pengantar Ilmu Komunikasi dijabarkan
tujuh buah definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks pengertian
komunikasi. Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut:
- Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata)
dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya
(khalayak).
Hovland, Janis & Kelley, 1953 - Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti
kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
Berelson dan Stainer, 1964 - Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa?
Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To
whom? With what effect?)
Lasswell, 1960 - Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu
dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi
dimiliki oleh dua orang atau lebih.
Gode, 1959 - Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan
untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif,
mempertahankan atau memperkuat ego.
Barnlund, 1964 - Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu
bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Ruesch, 1957 - Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran
seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya.
Weaver, 1949
Dimensi
komunikasi
Empat
dimensi dari proses komunikasi diantaranya:
1)
Isi
A biasanya berbicara kepada B tentang
sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu
percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari
komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan
ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga
dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat
membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan
fakta atau merupakan perasaan.
2) Suara
Kita dapat menjumpai suara saluran seperti
gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar untuk mendengar apa
yang dikatakan oleh A. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara
psikologis, seperti misalnya pikiran B tentang hal-hal lain, sehingga sekali
lagi adalah sukar bagi B untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata
yang dipergunakan oleh A di dalam cara sebagaimana A memahaminya.
3) Jaringan Komunikasi
Biasanya kita berpikir bahwa percakapan
antara A dengan B adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu,
terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang
dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa A dapat
berbicara dengan B hanya dengan melalui C atau D. Sebagaimana satu bab berikut
akan memperlihatkan, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu
organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi
antar anggotanya satu sama lain.
4) Arah Komunikasi
Arah
Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini
adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh A dan
B, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, A
mungkin berbicara dengan B cara ini: A=>B; atau cara ini: A=><=B. A
dapat berbicara dan B hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah;
atau A dapat berbicara dan B dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai
dua arah.
Definisi
pengaruh
Dampak sangat
berhubungan erat dengan pengaruh. Bahkan tidak sedikit
dari kita yang menganggap
bahwa antara dampak dan pengaruh adalah
sama. Sampai akhirnya beberapa ahli
menguraikan keduanya berdasarkan pendapat apakah dampak dan pengaruh
merupakan dua konsep yang berbeda atau salah satu diantaranya merupakan
kosep pokok dan yang lainnya merupakan bentuk khususnya.
Definisi
pengaruh menurut para ahli :
Pengertian
Pengaruh Menurut M. Suyanto :
-
Pengaruh
merupakan nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.
Pengertian
Pengaruh Menurut Albert R. Roberts & Gilber :
-
Pengaruh
adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak
memiliki kewenangan untuk
mengambil keputusan.
Pengertian Pengaruh
Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke :
-
Pengaruh
merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya
Daerah
pengaruh mencakup hubungan – hubungan
- Antara perseorangan
- Kelompok dengan seseorang
- Seseorang dengan kelompok
- Antara perseorangan
- Kelompok dengan seseorang
- Seseorang dengan kelompok
Hubungan
antara Kekuasaan dan Pengaruh
- Analisis French-Raven
- Analisis Etzioni
- Analisis Nisbel
- Analisis French-Raven
- Analisis Etzioni
- Analisis Nisbel
Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif.
Konsep
Pengambilan Keputusan
• Identifikasi dan diagnosis masalah
• Pengumpulan dan analisis data yang relevan
• Pengembangan & evaluasi alternatif
• Pemilihan alternatif terbaik
• Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil – hasil
a.
Tipe –Tipe Keputusan Manajemen
• Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
• Kepusan-keputusan pribadi & strategi
• Keputusan-keputusan dasar & rutin
• Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
• Kepusan-keputusan pribadi & strategi
• Keputusan-keputusan dasar & rutin
b.
Model-model Pengambilan Keputusan
• Relationalitas Keputusan
• Model- model perilaku pengambilan keputusan
• Relationalitas Keputusan
• Model- model perilaku pengambilan keputusan
c.
Teknik Pengambilan Keputusan
• Teknik – teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
• Teknik – teknik Partisipatif
• Teknik – teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Proses mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan komunikasi adalah proses-proses manejerial karena secara nnyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya apada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.
Proses pengambiln keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).
• Teknik – teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
• Teknik – teknik Partisipatif
• Teknik – teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Proses mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan komunikasi adalah proses-proses manejerial karena secara nnyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya apada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.
Proses pengambiln keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus).
A. Pengertian Perubahan
adalah merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku.Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program- program kesehatan lainnya.
Proses Perubahan perilaku menurut Lewin ( 1951 ) mengemukakan teori perubahan “ Unfreezing to refreezing” yang berlangsung dalam lima tahap berikut :
a. Fase Pencairan ( the unfreezing phase)
Individu mulai mempertimbangkan penerimaan terhadap perubahan.Dalam keadaan ini ia siap menerima perubahan sikap dasar.Motivasi dan tingkah laku.Di dalam masyarakat pada fase ini, berada pada keadaan untuk mengubah kekuatan yang mempengaruhi prose perumusan kebijaksanaan, partisipasi masyarakat, dll
b. Fase Diagnosa masalah (problem diagnosis phase) :
Individu mulai mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, baik yang mendukung perlunya perubahan maupun menetang perubahan itu serta menganalisa kekuatan itu.
c. Fase penentuan tujuan (Goal Setting Phase) :
Apabila masalahnya telah dipahami, maka individu menentukan tujuannya sesuai dengan perubahan yang diterimanya.
d. Fase Tingkah Laku baru (new behavior phase) :
Pada fase ini individu mulai mencobanya dan membandingkan dengan praktik – praktik yang telah dilakukan dan diharapkan.
e. Fase pembekuan ulang (the refreezing phase) :
Apabila dianggap berguna, perubahan kemudian diasimilasikan menjadi pola tingkah laku yang permanen, misalnya : arti kesehatan bagi kehidupan manusia dan cara-cara pemeliharaan kesehatan.
B. MACAM – MACAM TEORI PERUBAHAN
1. Teori Stimulus Organisme ( S – O – R )
Didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme.Artinya, kualitas dari sumber komunikasi, misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara, sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat
.
Hosland, et al ( 1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar.
Teori ini mengatakan bahwa perilaku berubah hanya apabila stimulus ( rangsang ) yang diberikan benar – benar melebihi dari rangsang semula.Rangsang yang dapat melabihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme.Dalam meyakinkan organisme ini faktor reinforcement memegang peranan penting.
Hosland, et al ( 1953) mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar.
Teori ini mengatakan bahwa perilaku berubah hanya apabila stimulus ( rangsang ) yang diberikan benar – benar melebihi dari rangsang semula.Rangsang yang dapat melabihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme.Dalam meyakinkan organisme ini faktor reinforcement memegang peranan penting.
2.
Teori Festinger ( Dissonance Theory ) ( 1957 )
Teori ini sebenarnya sama dengan konsep imbalance (tidak seimbang).
Hal ini berarti bahwa keadaan cognitive dissonance merupakan ketidak seimbangan psikologis yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Apabila terjadi keseimbangan dalam diri individu, maka berarti terjadi ketegangan diri lagi, dan keadaan ini disebut consonance ( keseimbangan ).
Ketidakseimbangan terjadi karena dalam diri individu terdapat dua elemen kognisi yang saling bertentangan.Yang dimaksud elemen kognisi adalah pengetahuan, pendapat dan keyakinan.Apabila individu menghadapi suatu stimulus atau objek, dan stimulus tersebut menimbulkan pendapat atau keyakinan yang berbeda/bertentangan di dalam diri individu itu sendiri maka terjadilah dissonance.
Keberhasilan yang ditunjukkan dengan tercapainya keseimbangan menunjukkan adanya perubahan sikap dan akhirnya akan terjadi perubahan perilaku.
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu tergantung kepada kebutuhan.Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
Menurut Katz ( 1960 ) perilaku dilatarbelakagi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan :
Teori ini sebenarnya sama dengan konsep imbalance (tidak seimbang).
Hal ini berarti bahwa keadaan cognitive dissonance merupakan ketidak seimbangan psikologis yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Apabila terjadi keseimbangan dalam diri individu, maka berarti terjadi ketegangan diri lagi, dan keadaan ini disebut consonance ( keseimbangan ).
Ketidakseimbangan terjadi karena dalam diri individu terdapat dua elemen kognisi yang saling bertentangan.Yang dimaksud elemen kognisi adalah pengetahuan, pendapat dan keyakinan.Apabila individu menghadapi suatu stimulus atau objek, dan stimulus tersebut menimbulkan pendapat atau keyakinan yang berbeda/bertentangan di dalam diri individu itu sendiri maka terjadilah dissonance.
Keberhasilan yang ditunjukkan dengan tercapainya keseimbangan menunjukkan adanya perubahan sikap dan akhirnya akan terjadi perubahan perilaku.
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu tergantung kepada kebutuhan.Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
Menurut Katz ( 1960 ) perilaku dilatarbelakagi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan :
1) perilaku memeiliki fungsi instrumental
Artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan.
2) Perilaku berfungsi sebagai pertahanan diri dalam menghadapi lingkungannya
3) Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan pemberi arti
4) Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu situasi.
Teori fungsi ini berkeyakinan bahwa perilaku mempunyai fungsi untuk menghadapi dunia luar individu, dan senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya menurut kebutuhannya. Oleh sebab itu di dalam kehidupan manusia perilaku itu tampak terus – menerus dan berubah secara relatif.
4.
Teori Kurt Lewin
Kurt Lewin ( 1970 ) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan – kekuatan pendorong dan kekuatan – kekuatan penahan.Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimabangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang.
Kurt Lewin ( 1970 ) berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan – kekuatan pendorong dan kekuatan – kekuatan penahan.Perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimabangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang.
a.
Kekuatan – kekuatan pendorong meningkat.
b. Kekuatan – kekuatan penahan menurun
c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.
C. BENTUK – BENTUK PERUBAHAN PERILAKU.
b. Kekuatan – kekuatan penahan menurun
c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.
C. BENTUK – BENTUK PERUBAHAN PERILAKU.
1.
Perubahan Alamiah ( Natural Change )
Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah.
Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah.
2.
Perbahan terencana ( Planned Change )
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3.
Kesediaan untuk berubah ( Readdiness to Change )
Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut.
D. STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU.
Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut.
D. STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU.
Beberapa
strategi untuk memperoleh perubahan perilaku tersebut oleh WHO dikelompokkan
menjadi tiga
1.
Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan
Misal : dengan adanya peraturan – peraturan/ perundang – undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat.
Dapat berlangsung cepat akan tetapi belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri.
Misal : dengan adanya peraturan – peraturan/ perundang – undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat.
Dapat berlangsung cepat akan tetapi belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri.
2.
Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.
3.
Diskusi partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua di atas yang dalam memberikan informasi-informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja tetapi dua arah.
TEORI BERUBAH ( MENURUT ROGER DAN SHOAMAKER )
1. Tugas pendidikan kesehatan pada tahap kesadaran (Awarness)
Menyadarkan masyarakat dengan jalan memberikan penerangan yang bersifat informatif dan edukatif.
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua di atas yang dalam memberikan informasi-informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja tetapi dua arah.
TEORI BERUBAH ( MENURUT ROGER DAN SHOAMAKER )
1. Tugas pendidikan kesehatan pada tahap kesadaran (Awarness)
Menyadarkan masyarakat dengan jalan memberikan penerangan yang bersifat informatif dan edukatif.
2.
Tugas pendidikan kesehatan pada tahap minat ( interest)
Masyarakat sudah mulai tertarik perhatiannya pada usaha pembaharuan.Kegiatan ditingkatkan memberikan penerangan melalui poster, radio, TV pamflet dll.
Masyarakat sudah mulai tertarik perhatiannya pada usaha pembaharuan.Kegiatan ditingkatkan memberikan penerangan melalui poster, radio, TV pamflet dll.
3.
Tugas pendidikan kesehatan pada tahap evaluasi ( evaluation )
Pendekatam secara individu.
Pendekatam secara individu.
4.
Tugas pendidikan kesehatan pada tahap percobaan (trial)
Sudah mulai mencoba tingkah laku baru. Tugas penkes lebih menyakinkan dan mengawasi agar tidak terjadi drop out.
Sudah mulai mencoba tingkah laku baru. Tugas penkes lebih menyakinkan dan mengawasi agar tidak terjadi drop out.
5.
Tugas pendidikan kesehatan pada tahap adopsi ( Adoption)
Masyarakat telah bertingkah laku baru, sesuai yang diharapkan.Tugas penkes adalah memelihara dan mengontrol secara terus menerus.
Masyarakat telah bertingkah laku baru, sesuai yang diharapkan.Tugas penkes adalah memelihara dan mengontrol secara terus menerus.
Kunci-Kunci Perubahan Perilaku :
Perubahan merupakan peralihan kondisi yang
tadinya buruk, menjadi baik.
Masyarakat yang berubah adalah masyarakat yang terdiri dari individu berkepribadian (personality) baik. Personality
tidak dibentuk dari performance
dan style seseorang, melainkan dari adanya daya intelektual dan perbuatan. Selanjutnya, tidak hanya membentuk saja,
tapi juga disertai upaya
menjadikan personality tersebut berkualitas.
Kunci perubahan
masyarakat adalah membentuk daya intelektual dan
perbuatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, sehingga terjadilah perubahan perilaku yang secara
otomatis diikuti dengan perubahan
masyarakat.
Perilaku yang akan
menjadi kunci perubahan di masyarakat adalah sikap
yang mampu melalui berbagai benturan dengan gemilang, adanya kepercayaan diri tanpa batas, dan tekad untuk
terus berjuang hingga titik nadi.
Perubahan masyarakat akan berimplikasi terhadap perubahan individu, karena di dalamnya ada interaksi
sebagai kontrol sosial yang dapat
mendidik manusia.
Secara definisi,
masyarakat adalh kumpulan individu-individu yang
salingberinteraksi dan memiliki komponen perubahan yang dapat mengikat satu individu dengan individu lain
dengan perilakunya. Sedangkan
perubahan merupakan peralihan kondisi yang tadinya buruk, menjadi baik. Masyarakat yang berubah adalah
masyarakat yang terdiri dari satu
individu kepribadian
A. Wewenang dan Peranan Wewenang dalam
Psikologi Manajemen
Wewenang
merupakan kemampuan yang diterima untuk mengambil keputusan dan untuk
mendelegasikan suatu tundakan (atau tidak).
a. Wewenang
lini
Wewenang lini adalah wewenang dimana
atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi
wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin
sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan
organisasi.
b. Wewenang
staff
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai
oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi
rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus
dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui
metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan
ketiganya.
B. Wewenang, Kekuasaan, dan Pengaruh
1)
Pengertian Wewenang
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.
Kekuasaan(power)
sering di campur adukan dengan wewenang. Bila wewenang adalah hak untuk
melakukan sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hal tersebut.
Kekuasaan posisi (position power) di dapat dari wewenang formal suatu
organisasi. Kekuasaan pribadi (personal power) di dapatkan dari para pengikut
dan didasarkan atas seberapa besar pengikut dan di dasarkan atas seberapa besar
para pengikut mengagumi dan respeck pada seorang pemimpin.
2)
Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai sesuatu dengan cara
yang diinginkan. Studi tentang kekuasaan dan dampaknya merupakan hal yang
penting dalam manajemen. Karena kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang
lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan hubungan sosial dalam suatu
organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan. Cara pengendalian unit organisasi
dan individu di dalamnya berkaitan dengan penggunaan kekuasaan. Kekuasaan
manager yang menginginkan peningkatan jumlah penjualan adalah kemampuan untuk
meningkatkan penjualan itu. Kekuasaan melibatkan hubungan antara dua orang atau
lebih. Dikatakan A mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat menyebabkan B
melakukan sesuatu di mana B tidak ada pilihan kecuali melakukannya. Kekuasaan
selalu melibatkan interaksi sosial antar beberapa pihak, lebih dari satu pihak.
Dengan demikian seorang individu atau kelompok yang terisolasi tidak dapat
memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau mempunyai potensi
untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.
Kekuasaan
amat erat hubungannya dengan wewenang. Tetapi kedua konsep ini harus dibedakan.
Kekuasaan melibatkan kekuatan dan paksaan, wewenang merupakan bagian dari
kekuasaan yang cakupannya lebih sempit. Wewenang tidak menimbulkan implikasi
kekuatan. Wewenang adalah kekuasaan formal yang dimiliki oleh seseorang karena
posisi yang dipegang dalam organisasi. Jadi seorang bawahan harus mematuhi
perintah manajernya karena posisi manajer tersebut telah memberikan wewenang
untuk memerintah secara sah.
Ada 6 sumber kekuasaan , empat pertama berhubungan dengan kekuasaan posisi dan dua lain nya kekuasaan pribadi, sebagai berikut:
1. Kekuasaan balas jasa (reward power)
2. Kekuasaan paksaan (coercive power)
3. Kekuasaan sah (legimate power)
4. Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power)
5. Kekuasaan panutan (refrent power)
6. Kekuasaan ahli (expert power)
Ada 6 sumber kekuasaan , empat pertama berhubungan dengan kekuasaan posisi dan dua lain nya kekuasaan pribadi, sebagai berikut:
1. Kekuasaan balas jasa (reward power)
2. Kekuasaan paksaan (coercive power)
3. Kekuasaan sah (legimate power)
4. Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power)
5. Kekuasaan panutan (refrent power)
6. Kekuasaan ahli (expert power)
3)
Pengertian Pengaruh
Pengaruh
(influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok di
bujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
harapan mereka yang mempengaruhi.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:
849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara
itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul
dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan
perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari
pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu
daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta
segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di
sekitarnya.
C. Struktur Lini dan Staff
Ø Lini/garis
(line organization)
Suatu bentuk organisasi dimana kepala eksekutif (chief executive) dipandang sebagai sumber wewenang tunggal, segala keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu tangan
Sifat/ciri-ciri :
1. Organisasi kecil,
2. Jumlah pegawai sedikit,
3. Pemilik biasanya menjadi pemimpin tertinggi dalam organisasi,
4. Hubungan kerja bersifat langsung (face to face relationship),
5. Spesialisasi yang dibutuhkan rendah,
6. Anggota organisasi saling kenal mengenal,
7. Tujuan sederhana,
8. Alat-alat sederhana,
9. Struktur organisasi sederhana,
10. Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam,
11. Pimpinan organisasi seorang tunggal,
12. Garis komando ke bawah kuat,
Suatu bentuk organisasi dimana kepala eksekutif (chief executive) dipandang sebagai sumber wewenang tunggal, segala keputusan/kebijakan dan tanggung jawab ada pada satu tangan
Sifat/ciri-ciri :
1. Organisasi kecil,
2. Jumlah pegawai sedikit,
3. Pemilik biasanya menjadi pemimpin tertinggi dalam organisasi,
4. Hubungan kerja bersifat langsung (face to face relationship),
5. Spesialisasi yang dibutuhkan rendah,
6. Anggota organisasi saling kenal mengenal,
7. Tujuan sederhana,
8. Alat-alat sederhana,
9. Struktur organisasi sederhana,
10. Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam,
11. Pimpinan organisasi seorang tunggal,
12. Garis komando ke bawah kuat,
Ø Organisasi
staff (staff organisazition)
Adalah suatu organisasi yang
mempunyai hubungan dengan pucuk pimpinan dan mempunyai fungsi memberikan
bantuan, baik berupa pemikiran maupun bantuan yang lain demi kelancaran tugas
pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan (tidak mempunyai garis
komando ke bawah/ke daerah-daerah). Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang
tertentu yany tugasnya memberi nasehat dan saran dalam bidang kepada pemimpin
dalam organisasi.
Ciri-ciri organisasi lini dan staf:
a. Organisasi besar dan kompleks
b. Jumlah karyawannya banyak
c. Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi bagi seluruh anggota organisasi
d. Terdapat dua kelompok besar manusia di dalam organisasi: 1) Line Personal; 2) staff personal yang melaksanakan fungsi-fungsi staf (staff function)
e. Spesialisasi yang beranekaragam diperlukan dan dipergunakan secara
maksimal
Ciri-ciri organisasi lini dan staf:
a. Organisasi besar dan kompleks
b. Jumlah karyawannya banyak
c. Hubungan kerja yang bersifat langsung tidak mungkin lagi bagi seluruh anggota organisasi
d. Terdapat dua kelompok besar manusia di dalam organisasi: 1) Line Personal; 2) staff personal yang melaksanakan fungsi-fungsi staf (staff function)
e. Spesialisasi yang beranekaragam diperlukan dan dipergunakan secara
maksimal
D.
Wewenang Lini, Staff, dan Fungsional
a. Wewenang lini
Wewenang
lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu
atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang
perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan
melalui tingkatan organisasi.
b. Wewenang staff
b. Wewenang staff
Wewenang
staff adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis
untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini.
Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan
menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau
dengan menggabungkan ketiganya. Baishline mengajukan enam pokok kualifikasi
yang harus dipengaruhi oleh seorang staf yaitu :
1. Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
3. Punya semangat kerja sama yang ramah
4. Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
5. Kesederhanaan
6. Kemauan baik dan optimis
c. Wewenang Fungsional
1. Pengetahuan yang luas tempat diamana dia bekerja
2. Punya sifat kesetiaan tenaga yang besar, kesehatan yang baik, inisiatif, pertimbangan yang baik dan kepandaian yang ramah.
3. Punya semangat kerja sama yang ramah
4. Kestabilan emosi dan tingkat laku yang sopan.
5. Kesederhanaan
6. Kemauan baik dan optimis
c. Wewenang Fungsional
Wewenang
fungsional merupakan tipe ketiga dari struktur yang ditemukan dalam organisasi
baik secara temporer atau permanen. Perbedaan antara struktur line and staff
dan fungsional adalah pada fungsional, staf ahli melaksanakan wewenang langsung
atas beberapa jalur aktivitas departemen. Kadang- kadang wewenag fungsional
adalah hasil dari kebijakan tak tertulis.
Keuntungan Wewenang Fungsional :
Ø Pekerja dapat menarik keuntungan dari para ahli dari berbagai bidang
Kerugian Wewenang Fungsional :
Ø Kemungkinan akan munculnya masalah perilaku organisasi yang dikaitkan dengan “melayani dua tuan”.
Ø Konsekuensinya muncul kecendrungan rival yang berkembang antar departemen
Keuntungan Wewenang Fungsional :
Ø Pekerja dapat menarik keuntungan dari para ahli dari berbagai bidang
Kerugian Wewenang Fungsional :
Ø Kemungkinan akan munculnya masalah perilaku organisasi yang dikaitkan dengan “melayani dua tuan”.
Ø Konsekuensinya muncul kecendrungan rival yang berkembang antar departemen
E.Pendelegesian
Wewenang
Pendelegasian
wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi kantor. Atasan perlu
melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa menjalankan operasi manajemen
dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah konsekuensi logis dari
semakin besarnya organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan
wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia
sendiri.Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan
oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan
agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi,
terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen.
Yang
penting disadari adalah di saat kita mendelegasikan wewenang kita memberikan
otoritas pada orang lain, namun kita sebenarnya tidak kehilangan otoritas
orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh banyak orang. Mereka takut bila
mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan wewenang, padahal tidak, karena
tanggung jawab tetap berada pada sang atasan. Berikut ada tips bagaimana
mengusahakan agar para atasan mau mendelegasikan wewenang.
Ciptakan
budaya kerja yang membuat orang bebas dari perasaan takut gagal/salah.
Keengganan
seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang biasanya dikarenakan
mereka takut kalau-kalau tugas mereka gagal dikerjakan dengan baik oleh orang
lain. Ini perlu diatasi dengan mendorong mereka untuk berani menanggung resiko.
Hanya dengan berani menanggung resikolah perusahaan akan mendapatkan manajer-manajer
yang handal dan berpengalaman. Ciptakan budaya bahwa pendelegasian wewenang
adalah upaya agar manajer anda menjadi semakin matang. Pendelegasian wewenang
bukan sebuah hukuman yang mengurangi kekuasaan manajer, namun membuka
kesempatan bagi pengembangan diri mereka dan bawahan.Jadikan pendelegasian
wewenang sebagai bagian dari proses perbaikan.
Salah
satu efek pendelegasian wewenang adalah pengungkapan kelemahan-kelemahan dalam
suatu pekerjaan. Tentu akan sangat tidak mengenakkan bagi seorang manajer bila
kelemahan kerja mereka diketahui. Karenanya, yakinkan bahwa pendelegasian
wewenang sama sekali bukan untuk menghukum mereka, namun sebagai bagian dari
proses perbaikan kerja secara keseluruhan. Mungkin juga sebuah pendelegasian
tidak memperbaiki apa-apa, namun setidaknya mendorong manajer anda untuk
berpikir untuk memperbaiki dirinya sendiri.Dorong agar manajer anda merasa
pasti dan aman.
Seringkali
ada keinginan pada seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan itu sendiri.
Mereka ingin merasakan kepuasan pribadi bila mengerjakannya sendiri. Biasanya
mereka memiliki kemampuan yang memadai namun tidak merasa pasti akan
pekerjaannya. Untuk itulah anda perlu menunjukkan bahwa pekerjaan yang
dihasilkan sebuah tim tidak mengurangi mutu kerja yang diinginkannya. Tunjukkan
keyakinan anda bahwa ia tetap melakukan sesuatu yang baik meski melalui tangan
orang lain. Pastikan pula bahwa anda tidak sedang menarik wewenang itu darinya,
justru kini ia menempati suatu posisi baru yang membuatnya bisa melihat cakrawala
pekerjaan lebih luas.
Pendelegasian
(pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi
pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip delegasi
agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada
bawahannya.
Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:
1. Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan;
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;
3. Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab.
4. Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil yang telah dicapai.
Alasan pendelegasian :
Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan.
1. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
2. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
Ada empat kegiatan dalam delegasi wewenang:
1. Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan;
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan;
3. Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab.
4. Manajer perawat/bidan menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil yang telah dicapai.
Alasan pendelegasian :
Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan.
1. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
2. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
Hambatan - Hambatan
Pendelegasian
Hambatan hambatan pada delegator
1. Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri
2. Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
3. “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran yang keliru.
4. Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
5. Rasa tidak aman
6. Takut tidak disukai
7. Penolakan untuk mengakui kesalahan
8. Kurangnya kepercayaan pada bawahan
9. Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan
10. Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban kerja
11. Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan tanggung jawab.
12. Keseganan untuk mengembangkan bawahan
13. Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif.
Hambatan hambatan pada yang diberi delegasi
1. Kurangnya pengalaman
2. Kurangnya kompetensi
3. Menghindari tanggung jawab
4. Sangat tergantung dengan boss
5. Kekacauan [disorganization]
6. Kelebihan beban kerja
7. Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat
Hambatan hambatan dalam situasi
1. Kebijakan tertuju pada satu orang
2. Tidak ada toleransi kesalahan
3. Kekritisan keputusan
4. Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]
5. Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.
6. Kekurangan tenaga
Hambatan hambatan pada delegator
1. Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri
2. Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
3. “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran yang keliru.
4. Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
5. Rasa tidak aman
6. Takut tidak disukai
7. Penolakan untuk mengakui kesalahan
8. Kurangnya kepercayaan pada bawahan
9. Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan
10. Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban kerja
11. Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan tanggung jawab.
12. Keseganan untuk mengembangkan bawahan
13. Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif.
Hambatan hambatan pada yang diberi delegasi
1. Kurangnya pengalaman
2. Kurangnya kompetensi
3. Menghindari tanggung jawab
4. Sangat tergantung dengan boss
5. Kekacauan [disorganization]
6. Kelebihan beban kerja
7. Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat
Hambatan hambatan dalam situasi
1. Kebijakan tertuju pada satu orang
2. Tidak ada toleransi kesalahan
3. Kekritisan keputusan
4. Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]
5. Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.
6. Kekurangan tenaga
F.
Sentralisasi Versus Desentralisasi
Sentralisasi
adalah memusatkan seluruh wewenang atas segala urusan yang menyangkut pemerintahan
kepada tingkat pusat.. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di
Indonesia sebelum adanya otonomi daerah. Bahkan pada zaman kerajaan,
pemerintahan kolonial, maupun di zaman kemerdekaan.Istilah sentralisasi sendiri
sering digunakan dalam kaitannya dengan kontrol terhadap kekuasaan dan lokasi
yang berpusat pada satu titik.
Dewasa ini, urusan- urusan yang bersifat sentral adalah :
• Luar Negri
• Peradilan
• Hankam
• Moneter dalam arti mencetak uang, menentukan nilai uang, dan sebagainya.
• Pemerintahan Umum
Dewasa ini, urusan- urusan yang bersifat sentral adalah :
• Luar Negri
• Peradilan
• Hankam
• Moneter dalam arti mencetak uang, menentukan nilai uang, dan sebagainya.
• Pemerintahan Umum
Istilah dan Pengertian
Desentralisasi
Desentralisasi
sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di
definisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem
pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-akhir ini seringkali dikaitkan
dengan sistem pemerintahan karena dengan adanya desentralisasi sekarang
menyebabkan perubahan paradigma pemerintahan di Indonesia.
Desentralisasidi bidang pemerintahan adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada satuan organisasi pemerintahan di wilayah untuk meyelenggarakan segenap kepentingan setempat dari sekelompok penduduk yang mendiami wilayah tersebut.
Dengan demikian, prakarsa, wewenang,dan tanggung jawab mengenai urusan yang diserahkan pusat menjadi tanggung jawab daerah , baik mengenai politik pelaksanaannya, perencanaan, dan pelaksanaannya maupun mengenai segi pembiayaannya. Perangkat pelaksananya adalah perangkat daerah itu sendiri.
Desentralisasi juga dapat diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab, kewenangan, dan sumber-sumber daya (dana, manusia dll) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974, desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pusat kepada daerah. Pelimpahan wewenang kepada Pemerintahan Daerah, semata- mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien.
Tujuan dari desentralisasi adalah :
• mencegah pemusatan keuangan;
• sebagai usaha pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk mengikutsertakan rakyat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
• Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi pada tingkat local sehingga dapat lebih realistis.
Desentralisasidi bidang pemerintahan adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat kepada satuan organisasi pemerintahan di wilayah untuk meyelenggarakan segenap kepentingan setempat dari sekelompok penduduk yang mendiami wilayah tersebut.
Dengan demikian, prakarsa, wewenang,dan tanggung jawab mengenai urusan yang diserahkan pusat menjadi tanggung jawab daerah , baik mengenai politik pelaksanaannya, perencanaan, dan pelaksanaannya maupun mengenai segi pembiayaannya. Perangkat pelaksananya adalah perangkat daerah itu sendiri.
Desentralisasi juga dapat diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab, kewenangan, dan sumber-sumber daya (dana, manusia dll) dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Menurut UU Nomor 5 Tahun 1974, desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah dari pusat kepada daerah. Pelimpahan wewenang kepada Pemerintahan Daerah, semata- mata untuk mencapai suatu pemerintahan yang efisien.
Tujuan dari desentralisasi adalah :
• mencegah pemusatan keuangan;
• sebagai usaha pendemokrasian Pemerintah Daerah untuk mengikutsertakan rakyat bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
• Penyusunan program-program untuk perbaikan sosial ekonomi pada tingkat local sehingga dapat lebih realistis.
Desentralisasi dapat
dilakukan melalui empat bentuk kegiatan utama, yaitu:
• Dekonsentrasi wewenang administratif
Dekonsentrasi berupa pergeseran volume pekerjaan dari departemen pusat kepada perwakilannya yang ada di daerah tanpa adanya penyerahan atau pelimpahan kewenangan untuk mengambil keputusan atau keleluasaan untuk membuat keputusan.
• Delegasi kepada penguasa otorita
Delegasi adalah pelimpahan pengambilan keputusan dan kewewenangan manajerial untuk melakukan tugas –tugas khusus kepada suatu organisasi yang secara langsung berada di bawah pengawasan pusat.
• Devolusi kepada pemerintah daerah
Devolusi adalah kondisi dimana pemerintah pusat membentuk unit-unit pemerintahan di luar pemerintah pusat dengan menyerahkan sebagian fungsi-fungsi tertentu kepada unit-unit itu untuk dilaksanakan secara mandiri. Devolusi adalah bentuk desentralisasi yang lebih ekstensif untuk merujuk pada situasi di mana pemerintah pusat mentransfer kewenangan kepada pemerintah daerah dalam hal pengambilan keputusan , keuangan dan manajemen.
• Pemindahan fungsi dari pemerintah kepada swasta
Yang di sebut sebagai pemindahan fungsi dari pemerintahan kepada swasta atau privatisasi adalah menyerahkan beberapa otoritas dalam perencanaan dan tanggung jawab admistrasi tertentu kepada organisasi swasta.
• Dekonsentrasi wewenang administratif
Dekonsentrasi berupa pergeseran volume pekerjaan dari departemen pusat kepada perwakilannya yang ada di daerah tanpa adanya penyerahan atau pelimpahan kewenangan untuk mengambil keputusan atau keleluasaan untuk membuat keputusan.
• Delegasi kepada penguasa otorita
Delegasi adalah pelimpahan pengambilan keputusan dan kewewenangan manajerial untuk melakukan tugas –tugas khusus kepada suatu organisasi yang secara langsung berada di bawah pengawasan pusat.
• Devolusi kepada pemerintah daerah
Devolusi adalah kondisi dimana pemerintah pusat membentuk unit-unit pemerintahan di luar pemerintah pusat dengan menyerahkan sebagian fungsi-fungsi tertentu kepada unit-unit itu untuk dilaksanakan secara mandiri. Devolusi adalah bentuk desentralisasi yang lebih ekstensif untuk merujuk pada situasi di mana pemerintah pusat mentransfer kewenangan kepada pemerintah daerah dalam hal pengambilan keputusan , keuangan dan manajemen.
• Pemindahan fungsi dari pemerintah kepada swasta
Yang di sebut sebagai pemindahan fungsi dari pemerintahan kepada swasta atau privatisasi adalah menyerahkan beberapa otoritas dalam perencanaan dan tanggung jawab admistrasi tertentu kepada organisasi swasta.
DAFTAR PUSTAKA
Clegg, Brian. 2006. Instant Motivation 79 Cara Instan
Menumbuhkan Motivasi.
Jakarta
: Esensi
Nasrudin, E. 2010. Psikologi Manajemen. Bandung: Pustaka
Setia
Sarwono,
Sarlito W. 2005. Psikologi Sosial
(Psikologi Kelompok dan Psikologi
Terapan). Balai Pustaka, Jakarta.
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit
Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit
Universitas Indonesia
Uha Suliha,et al, 2002, Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan,
Jakarta :
EGC
Notoatmodjo, S, 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka
Notoatmodjo, S, 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka
Cipta
Zarkasi,
Muslichah. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga