MAKALAH
KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN
Nama Anggota :
Deanysa Buggy Asih (12514590)
Diah Ayu Romadhoni (12514950)
Farah Fauzyah P (13514935)
Rd Achmad ErziRizal (18514975)
Kelas : 2 PA 18
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BAB
I
PENDAHULUAN
Salah
satu isu dalam perspektif manajemen yang cukup menarik untuk diperbincangkan
dewasa ini adalah kepemimpinan. Media massa, baik elektronik maupun cetak,
seringkali menampilkan opini dan pembicaraan yang membahas seputar kepemimpin.
Peran kepemimpinan yang sangat strategis untuk pencapaian visi, misi dan tujuan
organisasi. Sehingga dengan peran kepemimpinan yang optimal akan mampu membawa
organisasi pada pencapaian keberhasilan dari organisasi itu sendiri (Locke, EA,
1997).
Dalam
suatu organisasi terdapat orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi,
mengarahkan, membimbing dan juga sebagian orang yang mempunyai kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar mengikuti apa yang menjadi kehendak dari
pada atasan atau pimpinan mereka. Karena itu kepemimpinan dapat dipahami
sebagai kemampuan mempengaruhi bawahan agar terbentuk kerjasama didalam
kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Apabila orang-orang yang menjadi
pengikut atau bawahan dapat dipengaruhi oleh kekuatan kepemimpinan yang dimiliki
oleh atasan maka mereka akan mau mengikuti kehendak pimpinannya dengan sadar,
rela, dan sepenuh hati.
BAB
II
PEMBAHASAN
KEPEMIMPINAN
Defini kepemimpinan menurut para
ahli:
1. Fiedler
(1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu
yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan.
2. Pengertian
Kepemimpinan Menurut Rauch dan Behling (1984:46):Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah
pencapaian tujuan.
3. Pengertian
Kepemimpinan Menurut Jacobs dan Jacques (1990:281):Kepemimpinan adalah sebuah
proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk
melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
Terdapat
tiga hal utama seperti dikemukakan oleh Locke (1997) berkenaan dengan
kepemimpinan, yaitu :
1. Kepemimpinan
menyangkut „orang lain‟, bawahan atau pengikut, kesediaan mereka untuk menerima
pengarahan dari pemimpin. Jika tidak ada pengikut, maka tidak akan ada pula
pemimpin. Tanpa bawahan semua kualitas kepemimpinan seorang atasan akan menjadi
tidak relevan. Terkandung makna bahwa para pemimpin yang efektif harus
mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan menjalin relasi dengan
pengikut mereka.
2. Kepemimpinan
merupakan suatu „proses‟. Agar bisa memimpin, pemimpin mesti melakukan sesuatu,
kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu posisi otoritas. Kendatipun
posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan,
tetapi sekedar menduduki posisi itu tidak memadai untuk membuat seseorang
menjadi pemimpin.
3. Kepemimpinan
harus “membujuk‟ orang-orang lain untuk mengambil tindakan. Pemimpin membujuk para pengikutnya lewat
berbagai cara seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan
model (menjadi teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukuman,
restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan sebuah visi.
Keith
Davis (dalam Kartini Kartono,1994) merumuskan empat sifat umum yang nampaknya
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan efektifitas kepemimpinan yaitu :
1. Kecerdasan,
hasil penelitian pada umunya membuktikan bahwa pemimpin mempunyai tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipimpin.
2. Kedewasaan
dan keluasan hubungan sosial, pemimpin cenderung menjadi matang dan mempunyai
perhatian yang luas terhadap aktivitas-aktivitas sosial. Dia mempunyai
keinginan menghargai dan dihargai.
3. Motivasi
diri dan dorongan berprestasi, para pemimpin secara relatif mempunyai dorongan
motivasi yang kuat untuk berprestasi. Mereka bekerja berusaha mendapatkan
penghargaan yang intrinsik dibandingkan dengan ekstrinsik.
4. Sikap
dan hubungan kemanusiaan, pemimpin-pemimpin yang berhasil mau mengakui harga
diri dan kekuatan para pengikutnya dan mampu berpihak kepadanya.
Gaya kepemimpinan
Gaya
kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam
mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya ini dapat diambil manfaatnya untuk
dipergunakan sebagai pemimpin dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang
pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan.
Pemimpin tidak dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sama dalam memimpin bawahannya,
namun harus disesuaikan dengan karakter-karakter tingkat kemampuan dalam tugas
setiap bawahannya.
Dalam
teori pendekatan situasional, kepemimpinan yang efektif adalah bagaimana
seorang pemimpin dapat mengetahui keadaan baik kemampuan ataupun sifat dari
anak buah yang di pimpinnya untuk kemudian pemimpin dapat menentukan perintah
atau sikap terhadap anak buah sesuai dengan keadaan atau pun kemampuan anak
buahnya (Thoha, 2001). Selanjutnya gaya kepemimpinan situasional dibagi
menjadi:
1. Gaya
menyampaikan informasi (telling), dimana seorang pemimpin memberitahukan pada
bawahan mengenai apa, bagaimana, bilamana dan dimana kegiatan pekerjaan ini
dilaksanakan.
2. Gaya
membimbing (selling), dimana seorang pemimpin berperilaku menjual artinya
pekerjaan telah dirumuskan dengan tegas dan hubungan pemimpin dengan bawahan
bersifat intensif. Pemimpin memberi petunjuk-petunjuk pelaksanaan sehingga
mendukung semangat kerja para bawahan. Dengan demikian penyelesaian pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Gaya
peran serta (participating), dimana seorang pemimpin dalam melaksanakan
tugasnya hanya dengan mengajak bawahan berperan sebagai fasilitator untuk
memperlancar tugas para bawahan antara lain dilakukan dengan menggunakan
saluran komunikasi yang ada secara efektif.
4. Gaya
pendelegasian (delegating), dimana seorang pemimpin membatasi diri dalam hal
ini memberikan pengarahan dan menyerahkan pelaksanaan pekerjaan kepada para
bawahan tanpa banyak campur tangan.
tipe dan gaya
kepemimpinan, ada empat gaya kepemimpinan menurut Endin Nasrudin yakni:
1. Tipe
otoriter
Tipe otoriter
adalah gaya pimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
2. Tipe
Laissez-faire
Pemimpin jenis
ini hanya terlibat dalam kuantitas kecil yang para bawahannya secara aktif
menentukan tujuan dan penyelesain masalah yang dihadapi.
3. Tipe
Demokratis
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara
luas kepada para bawahannya.
4. Tipe
Pseudo-demokratis
Pemimpin ini
menganut demokrasi semu dan lebih mengarah pada kegiatan pemimpin yang otoriter
dalam bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa
disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
Sedangkan menurut
Siagian (2002) terdapat lima tipe kepemimpinan, yaitu:
1. Tipe pemimpin yang otokratik
·
Seorang pemimpin yang otokratik ialah
seorang pemimpin yang:
Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
·
Mengidentikan tujuan pribadi dengan
tujuan organisasi
·
Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata
·
Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat
·
Terlalu tergantung pada kekuasaan
formalnya
·
Dalam tindaknya penggeraknya sering
mempergunakan approach yang mengandung unsur paksaan dan puntif (bersifat
menghukum)
2. Tipe pemimpin yang militeristik
Perlu diperhatikan
terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe militeristik berbeda
dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipe militeristik
ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
- Dalam menggerakan bawahannya sistem
perintah yang sering dipergunakan
- Dalam menggerakan bawahannya
senang bergantung pada pangkat dan jabatan
- Senang kepada formalitas yang
berlebih-lebihan
- Menuntut disiplin yang tinggi
dan kaku dari bawahannya
3.
Tipe pemimpin yang paternalistik
Gaya kepemimpinan
dengan tipe ini memiliki sifat:
·
Menganggap bahwa sebagai manusia
yang tidak dewasa
·
Bersikap terlalu melindungi
·
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk mengambil keputusan
·
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengambil inisiatif
·
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasi
·
Sering bersikap mau tahu
4. Tipe pemimpin yang
kharismatik
Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang
seorang pemimpin yang demikian sangat diperlukan, akn tetapi sifatnya yang
negatif mengalahkan sifatnya yang positif.
5. Tipe
pemimpin yang demokratik
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern karena:
·
Ia senang menerima saran, pendapat
dan bahkan kritikan dari bawahan
·
Selalu berusaha mengutamakan
kerjasama teamwork dalam usaha mencapai tujuan
·
Selalu berusaha menjadikan lebih
sukses dari padanya
·
Selalu berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin
KEKUASAAN
Definisi
Kekuasaan
Kekuasaan adalah
kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya kemampuan untuk
mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Kekuasaan juga berarti
kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau kejadian.
Kekuasaan tidak begitu
saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan
menurut John Brench dan Bertram Raven
(dalam Noviyanto, 2008), yaitu :
1) Kekuasaan menghargai
2) Kekuasaan memaksa (coercive power)
3) Kekuasaan sah (legitimate power)
4) Kekuasaan keahlian (expert power)
5) Kekuasaan rujukan (referent power)
Pandangan kekuasaan
dengan wajah negatif mengartikan kekuasaan sebagai mempunyai kekuasaan atas
diri orang lain yang kurang beruntung dan menganggap orang sebagai tidak lebih
dari poin untuk digunakan atau dikorbankan kalau ada kebutuhan untuk itu.
Pandangan ini akan menyebabkan kegagalan bagi pengguna kekuasaan, karena orang
yang dijadikan pion cenderung akan menentang wewenang atau menerima dengan
sangat pasif. Apapun yang terjadi nilainya bagi manajer amat terbatas.
Wajah positif kekuasaan
yang paling baik dicirikan dengan perhatian untuk struktur kelompok. Manajer
akan mendorong anggota kelompok untuk mengembangkan kekuatan dan kompetensi
yang diperlukan untuk menjadi sukses sebagai individu dan sebagai anggota dari
organisasi. Kekuasaan adalah fakta penting dari kehidupan organisasi. Manajer
tidak hanya harus menerima dan memahaminya sebagai bagian dari pekerjaan ,
tetapi harus juga belajar cara menggunakannya tanpa menyalahgunakannya untuk
mencapai sasaran sendiri dan organisasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jadi, kepemimpinan adalah proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Gaya kepmimpinan secara umum terbagi menjadi 4,
yaitu:
1. Tipe
otoriter
Tipe
otoriter adalah gaya pimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan
yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
2. Tipe
Laissez-faire
Pemimpin
jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas kecil yang para bawahannya secara
aktif menentukan tujuan dan penyelesain masalah yang dihadapi.
3. Tipe
Demokratis
Gaya
kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara
luas kepada para bawahannya.
4. Tipe
Pseudo-demokratis
Pemimpin
ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah pada kegiatan pemimpin yang
otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan
tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.
Sedangkan, kekuasaan adalah Kekuasaan adalah
kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya kemampuan untuk
mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Ada 5 sumber kekuasaan
menurut John Brench dan Bertram Raven (dalam Noviyanto, 2008), yaitu :
1. Kekuasaan
menghargai
2. Kekuasaan
memaksa (coercive power)
3. Kekuasaan
sah (legitimate power)
4. Kekuasaan
keahlian (expert power)
5. Kekuasaan
rujukan (referent power)
DAFTAR PUSTAKA
Nasrudin,
E. 2010. Psikologi Manajemen.
Bandung: Pustaka Setia.
Mukeri.
(2013). Kepemimpinan dan kekuasaan suatu
tinjauan perilaku organisasi. Psikologi industri
dan organisasi. Vol. 11 No.25